Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Amankah Terus Mengisi Daya Laptop Jika Baterainya Tertanam?

Salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh kita para pengguna laptop adalah soal baterai. Kita semua tau, bahwa daya tahan baterai laptop bisa sangat berbeda dengan baterai di smartphone. Baterai di smartphone bisa tahan seharian atau minimal dari pagi sampai sore. Sedangkan baterai laptop? Kadang bisa bertahan hingga 5 jam saja sudah bersyukur.

Padahal, biasanya para pengguna laptop bakal aktif menggunakannya lebih dari 5 jam. Saya pribadi biasa menggunakan laptop hingga lebih dari 12 jam sehari. Dalam keadaan demikian, agak merepotkan rasanya jika harus memasang dan mencabut charger laptop setiap kali baterainya habis atau penuh setelah diisi. Aktifitas cabut pasang charger itu juga bakal menimbulkan kekhawatiran baru bagi para pengguna laptop. Apakah menggunakan laptop sambil dicas bakal mempercepat kerusakan baterai laptop, atau tidak?

Apakah Boleh Bermain Laptop Sambil Dicas?

Umumnya, baterai pada laptop akan bertahan mulai dari setahun hingga dua tahun lamanya. Tergantung bagaimana pemakaian kita. Semua laptop modern yang beredar di pasaran saat ini menggunakan baterai berjenis Lithium. Baik itu Lithium-Ion (Li-Ion), maupun Lithium-Ion Polymer (Li-Po).

Nah baterai jenis ini punya yang namanya life cycle atau charging cycle yang menjadi lifespan (masa pakai / umur) dari baterai tersebut. Artinya, umur atau masa pakai dari baterai bakal bergantung pada seberapa sering kita melakukan charging. Semakin sering dicharge, maka umur baterai bakal semakin pendek. Saya tak tau pasti berapa charging cycle dari baterai pada laptop. Ada yang menyebut bahwa charging cycle dari baterai jenis ini adalah mulai 300 hingga 1000x charging.

Setelah charging cycle itu terlewati, maka baterai bakal mengalami penurunan performa yang drastis. Pada laptop bahkan bisa lebih parah. Bukan hanya penurunan performa saja, tapi biasanya bakal langsung “rusak”. Mulai dari timbul gejala tidak bisa dicharge, gampang ngedrop, atau tak sanggup digunakan untuk menyalakan laptop.

Kerusakan seperti ini pastilah amat sangat ingin dihindari oleh para pengguna laptop. Karena jika itu terjadi, maka laptop seakan kehilangan jatidirinya dan harus bergantung pada charger untuk dapat dioperasikan.

Masalahnya …

Seperti yang sudah saya sebut di awal tadi, sebagian orang terkadang harus menggunakan laptop hingga belasan jam. Jika hanya mengandalkan tenaga dari baterai, tentu ia tidak akan tahan dan wajib di isi ulang alias dicas. Sementara jika terlalu sering dicharge, maka umur baterai bakal lebih cepat habis. Lalu, bagaimana solusinya?

Jika laptop memiliki baterai removable (bisa dicopot), maka biasanya opsi yang dipilih adalah dengan mencabut baterainya. Dan laptop akan mengandalkan charger untuk bisa dihidupkan. Namun sayangnya, sebagian besar laptop yang beredar beberapa tahun belakangan memiliki desain non-removable battery alias baterainya tidak bisa dicopot (baterai tanam), demi mendapatkan dimensi fisik yang lebih ringkas ala ultrabook.

Sehingga, sebagian orang yang harus menggunakan laptopnya dalam waktu lama bakal memilih untuk membiarkannya dalam keadaan charging terus menerus sambil digunakan walau baterainya sudah penuh. Selain karena males ribet, alasan lain mengapa orang melakukan ini adalah agar laptop bisa siap untuk dibawa-bawa dalam keadaan baterai penuh.

Hal ini kemudian menimbulkan kekhawatiran baru. Karena dalam keadaan menggunakan laptop sambil dicas dan baterai terus-menerus dibiarkan dalam keadaan overcharging (terus dicas walau sudah penuh), kita tentu khawatir baterai laptopnya juga bakal lebih cepat rusak.

Apa Efek Mengecas Laptop Sambil Dipakai?

Sebenarnya, untuk laptop di jaman modern ini, umumnya tidak akan menjadi masalah jika kita terus menggunakan laptop sambil dicas. Karena teknologinya tentu sudah lebih canggih dibandingkan dengan laptop di tiga atau empat tahun lalu. Bahkan pada laptop gaming, kita justru dianjurkan untuk selalu memainkan laptop sambil dicas jika ingin mendapatkan performa penuh dari si laptop tersebut.

Ditambah dengan fakta bahwa laptop gaming itu umumnya boros baterai, maka opsi untuk mengecas laptop sambil terus digunakan akan jauh lebih praktis. Karena kita tidak perlu bolak balik mencabut dan pasang charger dari laptop. Akan tetapi, saya tidak yakin bahwa laptop kelas entry level alias laptop kentang juga bakal memiliki fitur yang sama atau tidak.

Trik Agar Tetap Aman Bermain Laptop Sambil Dicas

Jika laptop yang kamu gunakan adalah bukan laptop gaming, dan kamu tidak yakin apakah laptop milikmu bisa aman walau digunakan sambil dicas terus menerus, kamu bisa simak trik yang akan saya jelaskan di sini. Trik yang saya sebutkan di sini, akan membuat laptop bisa terus dicolokkan ke charger, namun tidak mengisi baterai (plugged in, not charging). Sehingga, listrik yang dialirkan oleh adaptor charger akan langsung memberi tenaga pada laptop.

Trik ini sangat berguna bagi mereka yang harus menggunakan laptop sambil di cas dalam waktu yang sangat lama. Agar baterai tetap penuh dan siap diajak bepergian kapan saja, sekaligus menghindari kerusakan lebih awal pada baterai.

Caranya adalah, kita bisa mengisi / charging terlebih dahulu baterai laptopnya hingga dibawah 100% (95% keatas). Boleh sambil digunakan, boleh juga tidak. Setelah itu, cabut chargernya sebentar, lalu pasangkan kembali charger tersebut ke laptop yang kalian gunakan.

Dengan cara ini, laptop akan menggunakan daya listrik langsung dari charger, sekaligus juga tidak akan mengisi baterai sampai berlebihan. Karena jika kalian membiarkannya untuk charging sampai 100% dan charger masih terus terpasang, maka keterangan seperti pada gambar di atas itu tidak akan muncul. Yang mana, tentu yang dikhawatirkan adalah baterai akan mengalami overcharging.

Tapi, bagaimana jika sudah terlanjur mengisi hingga 100%? Kalian bisa mencabut terlebih dahulu charger laptopnya, lalu gunakan laptop atau biarkan hingga baterai berkurang antara 96% hingga 99%, kemudian pasangkan kembali chargernya.

Khusus untuk laptop ASUS, ada sebuah fitur yang bisa kita manfaatkan untuk mencegah overcharging, tanpa harus repot-repot menggunakan trik di atas. Caranya adalah dengan membuka aplikasi MyASUS, lalu pilih menu “penyesuaian” seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Lalu pada bagian “Daya & performa”, pilih mode seimbang seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Dengan demikian baterai laptop ASUS milikmu hanya akan terisi hingga maksimal 80% saja. Dan jika sudah mencapai 80%, maka baterainya tidak akan mengisi lagi walau kita terus mengecas laptop sambil dipakai. Laptop pun akan langsung menggunakan daya listrik dari adaptor charger. Sehingga, persentase baterai tidak berkurang, dan baterai pun akan berhenti dicas.

Tapi, jangan terlalu sering yaa

Saya menyarankan untuk menggunakan cara-cara tersebut hanya pada saat kita sedang harus menggunakan laptop dalam waktu lama. Iya, saya yakin sebagian dari kalian pasti bakal lebih memilih untuk menggunakan cara tersebut jika memakai laptop di dalam rumah. Karena sayang atau takut baterainya bakal cepat rusak. Kalau orang jawa bilangnya itu baterainya dieman-eman supaya bisa awet pake banget.

Padahal, kalau baterai dibiarkan terlalu lama “tak terpakai”, maka ia juga justru bakal lebih cepat rusak lho. Dan jangan kaget jika ternyata baterai laptop kalian lebih cepat rusak dari yang seharusnya. Padahal sudah menerapkan cara-cara yang saya sebutkan tadi. Maka dari itu, sesekali pakailah laptop kalian dalam mode baterai tanpa dicas. Paling tidak, seminggu sekali atau dua kali lah. Supaya umur dari baterai laptop bisa optimal. Mungkin kamu juga perlu untuk membaca tulisan tentang apakah aman menggunakan laptop tanpa baterai, jika ternyata baterai laptop milikmu sudah rusak.